Syiahindonesia.com - Kelompok Syiah biasanya akan melakukan perayaan Asyuro pada tanggal 10 Muharram yang diperkiraan jatuh pada tanggal 23 Oktober ini. Namun hingga saat ini mereka belum mengajukan ijin keramaian khususnya di wilayah Jawa Barat.
Demikian disampaikan AKBP Tirta selaku Kasubdit IV Intelkam Polda Jabar saat menerima perwakilan ormas Islam Jabar yang tergabung dalam Pembela Ahlu Sunnah (PAS) di ruang kerjanya, Rabu (21/10/2015).
Tirta menambahkan bahwa secara normatif suatu ijin kegiatan yang mengundang keramaian massa adalah diajukan tujuh hari sebelum pelaksanaan atau H-7.
“Biasanya juga ada ijin tempat atau lokasi yang harus dipenuhi dan bisa kita pastikan hingga saat ini belum ada pengajuan ijin soal perayaan Asyuro tersebut,” jelasnya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa sebenarnya untuk kegiatan yang ada kaitannya dengan ritual keagamaan maka yang berwenang memberi ijin adalah instansi keagamaan itu sendiri dalam hal ini adalah Kementerian Agama (Kemenag) dan MUI.
Demikian disampaikan AKBP Tirta selaku Kasubdit IV Intelkam Polda Jabar saat menerima perwakilan ormas Islam Jabar yang tergabung dalam Pembela Ahlu Sunnah (PAS) di ruang kerjanya, Rabu (21/10/2015).
Baca
artikel selengkapnya di SEJARAH ASYURA
tafhadol
Tirta menambahkan bahwa secara normatif suatu ijin kegiatan yang mengundang keramaian massa adalah diajukan tujuh hari sebelum pelaksanaan atau H-7.
“Biasanya juga ada ijin tempat atau lokasi yang harus dipenuhi dan bisa kita pastikan hingga saat ini belum ada pengajuan ijin soal perayaan Asyuro tersebut,” jelasnya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa sebenarnya untuk kegiatan yang ada kaitannya dengan ritual keagamaan maka yang berwenang memberi ijin adalah instansi keagamaan itu sendiri dalam hal ini adalah Kementerian Agama (Kemenag) dan MUI.
Sementara aparat kepolisian sebagai institusi keamanan Negara hadir sebagai pengayom dan melindungi aktivitas masyarakat tanpa membedakan agamanya.
“Jadi menurut amanat undang-undang kita hadir disuatu tempat keramaian misalnya perayaan termasuk acara keagamaan sebagai bagian dari upaya dan memberikan rasa aman ditengah masyarakat. Dalam hal ini Polri hadir sebagai antisipasi terhadap kegiatan keagamaan yang bisa berpotensi menimbulkan konflik horizontal,”ujarnya.
Meski demikian pihaknya mengaku akan terus dan tetap berkoordinasi dengan kedua lembaga (Kemenag dan MUI) tersebut untuk mencari solusi yang terbaiknya. Ia juga meminta agara semua pihak baik yang pro maupun yang menolak perayaan Asyuro untuk tetap bisa menahan diri serta menjaga ketertiban dalam masyarakat.
Sementara itu Roinul Balad dari Dewan Dakwah Jabar menyampaikan agar Polri tetap proaktif khususnya acara-acara yang jelas-jelas menodai akidah Islam.
Menurut Roin meski dalam tugasnya sesuai undang-undang Polri tidak berada diatas satu kelompok atau golongan agama tertentu namun harus tetap membela sebuah kebenaran yang hakiki khususnya dalam ajaran Islam.
“Jadi kami tetap meminta aparat keamanan dalam hal ini pihak Polri untuk menindak tegas setiap kegiatan yang dapat memicu konflik misal Syiah yang tetap melakukan perayaan Asyuro. Logikanya begini memang di rumah sendiri kita boleh berkegiatan atau acara semau kita toh rumah sendiri namun jika kegiatan tersebut ada unsur penghinaan terhadap tetangga masak di biarkan,”jelasnya.
Untuk itu dirinya meminta meski nantinya acara Asyuro bisa saja diselenggarakan di “rumahnya” sendiri, karena dapat memicu konflik maka aparat kepolisian dapat bertindak sigap termasuk melarang hingga membubarkan.
Acara silaturrahmi yang dihadiri beberapa elemen ormas Islam tersebut diakhiri dengan penyerahan surat dari MUI Jabar terkait ajaran Syiah. (hidayatullah.com/syiahindonesia.com)
“Jadi menurut amanat undang-undang kita hadir disuatu tempat keramaian misalnya perayaan termasuk acara keagamaan sebagai bagian dari upaya dan memberikan rasa aman ditengah masyarakat. Dalam hal ini Polri hadir sebagai antisipasi terhadap kegiatan keagamaan yang bisa berpotensi menimbulkan konflik horizontal,”ujarnya.
Meski demikian pihaknya mengaku akan terus dan tetap berkoordinasi dengan kedua lembaga (Kemenag dan MUI) tersebut untuk mencari solusi yang terbaiknya. Ia juga meminta agara semua pihak baik yang pro maupun yang menolak perayaan Asyuro untuk tetap bisa menahan diri serta menjaga ketertiban dalam masyarakat.
Sementara itu Roinul Balad dari Dewan Dakwah Jabar menyampaikan agar Polri tetap proaktif khususnya acara-acara yang jelas-jelas menodai akidah Islam.
Menurut Roin meski dalam tugasnya sesuai undang-undang Polri tidak berada diatas satu kelompok atau golongan agama tertentu namun harus tetap membela sebuah kebenaran yang hakiki khususnya dalam ajaran Islam.
“Jadi kami tetap meminta aparat keamanan dalam hal ini pihak Polri untuk menindak tegas setiap kegiatan yang dapat memicu konflik misal Syiah yang tetap melakukan perayaan Asyuro. Logikanya begini memang di rumah sendiri kita boleh berkegiatan atau acara semau kita toh rumah sendiri namun jika kegiatan tersebut ada unsur penghinaan terhadap tetangga masak di biarkan,”jelasnya.
Untuk itu dirinya meminta meski nantinya acara Asyuro bisa saja diselenggarakan di “rumahnya” sendiri, karena dapat memicu konflik maka aparat kepolisian dapat bertindak sigap termasuk melarang hingga membubarkan.
Acara silaturrahmi yang dihadiri beberapa elemen ormas Islam tersebut diakhiri dengan penyerahan surat dari MUI Jabar terkait ajaran Syiah. (hidayatullah.com/syiahindonesia.com)
Bismillah...
Langsung aja yaa....
Tolong berikan komentar dari tiap blog yang ana list di bawah ini dengan akun facebook atau akun gmail anda.. bagi yang ngerti mungkin paham, tapi bagi yang tidak mengerti....afwan ana tidak bisa menyebutkan alasannya... tapi jika kalian para ahlul sunnah peduli akan kesesatan syiah.. berikan saja komentar di tiap blog dan jangan lupa sebarkan kesetiap muslim dipertemanan anda...
Jangan Lupa pula copas link di bawah ini ke dalam artikel blog antum semua
nb: silakan buka artikelnya baru bisa komentar ...
Atas supportnya Jazakalloh..
by.... Denyut Nadi
Post A Comment:
0 comments: