Kesesatan Syiah Menurut Dr. Said Aqil Siroj
Perjalanan hidup manusia melalui berbagai fase dan juga perubahan fisik, mental, dan juga spiritual. Adanya perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa hanya Allah Azza wa Jalla yang kekal. Dan kalau bukan karena karunia dari-Nya manusia tidak akan kuasa untuk teguh dalam menetapi sesuatu termasuk agamanya (istiqamah). Karena itu, dahulu Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memohon keteguhan hati kepada Allah, “Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” Ini mungkin salah satu hikmah yang dapat kita petik dari kewajiban membaca surat Al Fatihah pada setiap rakaat shalat. Pada surat ini terdapat permohonan kepada Allah Azza wa Jalla agar senantiasa menunjuki kita jalan yang lurus, yaitu jalan kebenaran
Fenomena ini terus melintas dalam pikiran saya, gara-gara saya membaca pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj di berbagai media. Said Aqil Siroj mengatakan bahwa ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni.
Fenomena ini terus melintas dalam pikiran saya, gara-gara saya membaca pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj di berbagai media. Said Aqil Siroj mengatakan bahwa ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni.
Baca
artikel selengkapnya di SEJARAH ASYURA
tafhadol
Untuk menguatkan klaimnya ini, Said Aqil merujuk pada kurikulum pendidikan pada almamaternya Universitas Ummu Al Quro di Arab Saudi. Menurutnya, “Wahabi yang keras saja menggolongkan Syiah bukan sesat.”
Pernyataan Said Aqil ini menyelisihi fakta dan menyesatkan. Sebagai buktinya, pada Mukaddimah disertasi S3 yang ia tulis semasa ia kuliah di Universitas Ummu Al Quro, Hal. tha’ (ط) Said Aqil menyatakan, “Telah diketahui bersama bahwa umat Islam di Indonesia secara politik, ekonomi, sosial, dan ideologi menghadapi berbagai permasalahan besar. Pada saat yang sama mereka menghadapi musuh yang senantiasa mengancam mereka. Dimulai dari gerakan kristenisasi, paham sekuler, kebatinan, dan berbagai sekte sesat, semisal Syiah, Qadiyaniyah (Ahmadiyyah), Bahaiyah, dan selanjutnya Tasawuf.”
Pernyataan Said Aqil pada awal disertasi S3-nya ini cukup menggambarkan bagaimana pemahaman yang diajarkan oleh Universitas Ummu Al Qura.
Bukan hanya Syiah yang sesat, bahkan lebih jauh Said Aqil dari hasil studinya menyimpulkan bahwa paham tasawuf juga menyimpang dari ajaran Islam. Karena itu pada akhir disertasinya, Said Aqil menyatakan, “Sejatinya ajaran tasawuf dalam hal “al hulul” (menyatunya Tuhan dengan manusia) berasalkan dari orang-orang Syiah aliran keras (ekstrim). Aliran ekstrim Syiah meyakini bahwa Tuhan atau bagian dari-Nya telah menyatu dengan para imam mereka, atau yang mewakili mereka. Dan ideologi para pengikut sekte Syiah ini berawal dari pengaruh ajaran agama Nasrani.” (Silatullah Bil Kaun Fit Tassawuf Al Falsafy oleh Said Aqil Siroj, 2:605-606)
Karena menyadari kesesatan dan mengetahui gencarnya penyebaran Syiah di Indonesia, maka Said menabuh genderang peringatan. Itulah yang ia tegaskan pada awal disertasinya, sebagai andilnya dalam upaya melindungi Umat Islam dari paham yang sesat dan menyesatkan.
Namun, alangkah mengherankan bila kini Said Aqil menelan kembali ludah dan keringat yang telah ia keluarkan. Hasil penelitiannya selama bertahun-tahun, kini ia ingkari sendiri dan dengan lantang Said Aqil berada di garda terdepan pembela Syiah. Mungkinkah kini Said Aqil telah menjadi korban ancaman besar yang dulu ia kawatirkan mengancam umat Islam di negeri tercinta ini?
Oleh karena itu, Said heran dengan pernyataan Menteri Agama yang menilai Syiah adalah ajaran sesat. Dalam kurikulum Al Firqoh Al Islamiyah ajaran Khawarij, Jabbariyah, Muktazilah, dan Syiah masih dinilai sebagai Islam. “Ulama Sunni seperti Ibnu Khazm menilai Syiah itu Islam,” katanya.
Meski Syiah dan Sunni (Ahlussunnah) berbeda, lanjut Said, umat Islam tidak perlu mempertajam perbedaan. “Dalam Sunni saja banyak perbedaan yang tajam, misalnya penganut Imam Syafi’i dan Hanafi, itu saja berbeda tajam, apalagi Syiah,” katanya. Fatwa NU mengenai Syiah, Said menambahkan, pernah dikeluarkan pada 2006 yang menyebutkan Syiah bukan aliran yang sesat. “NU tidak pernah keras,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan Suryadarma yang juga kader Nahdlatul Ulama, Said menilai hal itu tidak pantas disampaikan. “Yang dikedepankan harusnya ukhuwah dan toleransi,” katanya. Said berharap Suryadarma Ali meminta maaf atas pernyataannya itu. “Saya setuju dengan permintaan maaf itu,” katanya. Said menilai permintaan maaf Suryadarma Ali bertujuan untuk menguatkan persatuan bangsa. (IRIBIndonesia/Tempo/PH)
Berikut ini kami lampirkan disertasi Dr. Said Aqil Siroj:
قال أبو محمد وما نعلم أهل قرية أشد سعيا في إفساد الاسلام وكيده من الرافضة 4/24
ومن المعروف أن المسلمين في إندونيسيا يواجهون مشاكل ضخمة، سياسيا واقتصاديا واجتماعيا وعقديا، وأمامهم أعداء متربصون بهم، من حركة التنصير والعلمانية والباطنية والفرق الضالة – الشيعة والقاديانية والبهائية – ثم الصوفية.
صفحة ط من مقدمة رسالته الماجستير
صفحة ط من مقدمة رسالته الماجستير
وأما قولهم في دعوى الروافض تبديل القراءات فإن الروافض ليسوا من المسلمين إنما هي فرق حدث أولها بعد موت النبي صلى الله عليه و سلم بخمس وعشرين سنة وكان مبدؤها إجابة من خذله الله تعالى لدعوة من كاد الإسلام وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر وهي طوائف أشدهم غلوا يقولون بالهية علي بن أبي طالب والآلهية جماعة معه وأقلهم غلوا يقولون أن الشمس ردت على علي بن أبي طالب مرتين فقوم هذا أقل مراتبهم في الكذب أيستشنع منهم كذب يأتون به وكل من يزجره عن الكذب ديانة أو نزاهة نفس أمكنه أن يكذب ما شاء وكل دعوى بلا برهان فليس يستدل بها عاقل سواء كانت له أو عليه ونحن أن شاء الله تعالى نأتي بالبرهان الواضح الفاضح لكذب الروافض فيما افتعلوه من ذلك 2/65
ولا ننسى أن غلاة الشيعة كانوا يستخدمون السحر والطلمسات ويظهرون للعوام الزهد والتقشف ولبس الصوف ويدعون الكرامات. 1/47
إن التصوف أمر طارئ محدث غريب دخيل على المجتمع الإسلامي، ظهر في القرن الثاني الهجري. وأول ما ظهر في مدينة الكوفة، مدينة التقت فيها الأديان الوثنية والثقافات الأجنبية، كما أنها مركز غلاة الشيعة وكانوا يتظاهرون بالتزهد والتقشف ويمارسون السحر والشعوذة والكيمياء والسيمياء والتنجيم وغيرها من العلوم المعروفة عند العجم. 2/603.
إن التصوف أمر طارئ محدث غريب دخيل على المجتمع الإسلامي، ظهر في القرن الثاني الهجري. وأول ما ظهر في مدينة الكوفة، مدينة التقت فيها الأديان الوثنية والثقافات الأجنبية، كما أنها مركز غلاة الشيعة وكانوا يتظاهرون بالتزهد والتقشف ويمارسون السحر والشعوذة والكيمياء والسيمياء والتنجيم وغيرها من العلوم المعروفة عند العجم. 2/603.
Ditulis oleh Dr. Arifin Baderi (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
About The Author:
Dr. Muhammad Arifin, M.A. Dosen Tetap STDI Imam Syafii Jember, dosen terbang Program Pasca Sarjana jurusan Pemikiran Islam Program Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan anggota Pembina Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI).
Dr. Muhammad Arifin, M.A. Dosen Tetap STDI Imam Syafii Jember, dosen terbang Program Pasca Sarjana jurusan Pemikiran Islam Program Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan anggota Pembina Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI).
Post A Comment:
0 comments: